About Me

My photo
Indonesia
Alamat: Jl. Andi Nohong No.51 , Panreng, Kec. Baranti, Kab. Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Kode Pos 91652. Email : kaharuddin.anwar@gmail.com FB : Kaharuddin Anwar Pin BBM : 53BBE933 atau lewat telpon/sms di: LINE, WHATSAPP, WECHAT (aktif) 082332115544 dan 081342115544

Sunday, March 5, 2017

Siklus Hidup Burung Walet dan Waktu Panen

Sebagai petani walet diperlukan pemahaman tentang siklus burung walet. Karena siklusi hidup burung walet merupakan acuan bagi petani walet dalam hal memperhatikan masa panen dan meningkatkan populasi burung walet. Banyak petani walet yang hanya tahu memetik sarang saja, tanpa memperhatikan siklus hidup burung. Alhasil perkembangbiakan burung akan terhambat dan kualitas sarang dapat menurun. Siklus hidup burung walet memeiliki perbedaan antara musim penghujan dan musim kemarau. Hal ini karena dimusim penghujan walet lebih cepat dalam membuat sarang, persedian makanan pun melimpah dibanding musim kemarau. Untuk mengetahui siklus hidup burung walet Anda bisa melihat gambar di bawah ini.

Siklus Hidup Burung Walet dan Waktu Panen
Sumber: Biro Pusat Rehabilitasi Sarang Burung dan
Direktorat Jendral Kehutanan, 1979

Dengan melihat siklus hidup burung walet pada gambar di atas diharapkan petani walet dapat dengan bijak menentukan masa panen/memetik sarang. Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Hal ini dikaitkan dengan beberapa faktor, yaitu musim, keadaan burung walet, dan kualitas sarang burung. Untuk melakukan pemetikan ini, perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Apabila salah memanen, maka akan berakibat fatal bagi gedung walet dan bagi burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet akan merasa terganggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kerugian ini, para pemilik gedung walet perlu mengetahui teknik dan waktu pemanenan berdasarkan siklus hidup burung walet itu sendiri.

Sumber: Dian Walet

Bentuk dan Konstruksi Rumah Walet yang Ideal

Bentuk dan Konstruksi Rumah Walet yang Ideal
Bentuk dan Konstruksi Rumah Walet yang Ideal

Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar yang luasnya bervariasi dari 10 x 15 m2 sampai 10 x 20 m2. Ketinggian tembok rumah walet praktis sama dengan rumah sriti, yaitu sekitar 5 -6 m. Tinggi tembok tersebut belum termasuk wuwungan (bubungan atap). 

Tinggi rendahnya bubungan atap sangat mempengaruhi kondisi suhu dan kelembapan gedung walet. Makin tinggi wuwungannya, makin baik bagi rumah walet dan lebih disukai oleh burung walet. Semakin besar jarak antara bubungan dengan plafon berarti rongga antara bubungan dengan plafon bertambah besar. Dengan adanya jarak yang besar, maka volume udara dalam ruangan tersebut juga semakin besar sehingga panas udara tidak sepenuhnya menyinggung plafon. 

Rumah setinggi itu tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi di sekitarnya karena burung walet hanya mau memasuki rumah yang lubang masuknya bebas dari pepohonan. Apabila rumah tersebut tertutup oleh pepohonan di sekitarnya perlu dibangun rumah yang lebih tinggi lagi. 

Tembok dibuat dari plester, sedangkan bagian luarnya dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur, clan semen dengan perbandingan 3:2: 1. Komposisi tersebut mirip komposisi gua-gua walet alam dan sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembapan udara dalam ruangan gedung walet. Untuk mengurangi bau semen dapat disiram dengan air setiap hari. Makin sering tembok ter- sebut disiram dengan air, makin cepat hilang bau semennya. Burung walet tidak mau terganggu oleh binatang pengganggu, seperti tikus, kucing, tokek, cicak atau binatang lain yang mudah memanjat dinding. Oleh karena itu, dinding tembok perlu dibuat selicin mungkin untuk mengurangi atau mencegah naiknya binatang pengganggu. 

Kerangka atap dan sekat-sekat untuk melekatnya sarang- sarang burung walet sebaiknya dibuat dari kayu yang kuat dan cukup tua agax dapat bertahan dalam jangka panjang, tidak mudah dimakan rengat dan tidak perlu cepat diganti. Penggan- tian yang terlalu sering bisa mengganggu ketenangan burung walet. Burung-burung walet cenderung menyukai kayu yang sudah tidak ”berbau"' lagi. Umumnya, kayu yang baru masih berbauu. Sebaiknya, kayu tersebut dijemur sampai kering kemudian dioles atau direndam dalam air bekas rendaman sarang walet atau campuran putih telur itik agar baunya khas dan disukai burung walet.

Untuk mengurangi terik matahari dan sekaligus mengendalikan suhu dan kelembapan ruangan pada malam hari, maka sebaiknya atapnya dibuat dari genting. Seng tidak baik dipakai untuk atap rumah burung walet karena mudah terpengaruh oleh suhu udara. Suhu dan kelembapan udara dalam ruangan gedung walet yang beratap seng menjadi labil. Atap asbes lebih tipis daripada genting sehingga peredaman udara di dalam ruang di bawah atap genting lebih baik daripada asbes. Genting yang terbaik adalah genting press tanah liat. Dengan demikian atap dari genting mampu menjaga suhu ruangan dalam rumah, agar tetap mantap, tidak mudah mejadi panas pada siang hari atau menjadi terlalu dingin pada malam hari.

Sumber: Dian Walet

Skema Ruangan dan Jalan Keluar Masuk Burung Walet

Skema Ruangan dan Jalan Keluar Masuk Burung Walet
Skema Ruangan dan Jalan Keluar Masuk Burung Walet

Ruangan dapat dibuat bertingkat dasarkan ketinggiannya, minimum 2 m. Akan lebih baik jika dibuat berpetak-petak lagi agar menjadi beberapa ruangan sehingga akan menciptakan suasana seperti dalam gua-gua batu karang alami.

Seringkali burung terbang berputar-putar di depan gua, sebelum masuk ke dalam sarangnya, Oleh karena itu, gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat untuk berputar-putar, dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Untuk mencegah masuknya cahaya yang terlalu banyak, resting room dibuat berpetak petak. Antara petak yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.

Lubang untuk keluar masuk burung (LMB) dibuat di bagian atas, diperhitungkan agar burung-burung dapat bebas keluar masuk tanpa terganggu pepohonan di sekitar bangunan gedung Ukuran dan bentuk lubang (LMB) dapat bervariasi. Bila berbentuk bujur sangkar, idealnya berukuran 20 x 20 cm, bila ingin dibuat memanjang maka ukuran yang tepat adalah 20 x 35 cm, dan bila dibuat berbentuk lingkaran, maka buatlah dengan ukuran garis tengahnya 20 cm. Lubang keluar masuk burung (LMB) jumlahnya tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Yang jelas, semakin sedikit jumlah lubang tersebut, semakin baik. Untuk satu ruangan cukup satu lubang saja. 

Lubang yang terlalu banyak dapat mempengaruhi suhu, kelembapan, dan cahaya dalam gedung. Yang akan mengakibatkan tidak krasannya walet tinggal dalam gedung tersebut. Letak lubang, sebaiknya jangan menghadap ke timur karena pada pagi hari, saat burung walet akan keluar, matanya silau terkena cahaya matahari pagi. Dinding lubang sebaiknya dicat hitam agar mudah dilihat oleh burung dari jarak jauh dan akan membantu burung walet cepat mengenal rumahnya. Di samping itu, pengecatan dengan warna hitam dapat pula meredam sinar yang masuk dari luar gedung sehingga ruangan menjadi lebih gelap. Walet lebih suka bersarang pada tempat-tempat yang gelap.

Sumber: Dian Walet

Memilih Cat Rumah dan Pengaturan Pencahayaan Gedung Walet

Memilih Cat Rumah dan Pengaturan Pencahayaan Gedung Walet
Cat yang dipakai untuk rumah walet sebaiknya dari kapur yang cukup halus dan rata agar tidak mudah rusak. Selain itu Rumah Walet yang menggunakan cat kapur halus dapat berguna untuk mempersulit binatang-binatang yang merayap pada permukaan tembok. Lapisan tembok bagian dalam disarankan untuk tidak perlu dicat, hal ini dilakukan agar suasana dalam gedung walet sesuai dengan kondisi ”gua alam” yang minim dengan sinar. 

Pintu, jendela, dan lubang yang tidak perlu sebaiknya ditutup rapat. Suasana gelap seperti ini sangat disukai walet. Penyekatan gedung walet menjadi kamar-kamar atau ruang juga dapat menurunkan kekuatan cahaya yang ada. Untuk mengurangi pembiasan sinar dari luar gedung, pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong darigoni atau kain berwarna hitam. Dengan cara seperti ini, sinar yang masuk dapat terfokus pada satu arah sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. 

Sumber: Dian Walet

Mengatur Suhu Dan Kelembaban Dalam Gedung Walet

Untuk membuat burung walet senang di dalam gedung walet yang baru dibuat perlu diusahakan pengaturan Suhu dan kelembaban yang mirip dengan gua-gua alami. Umumnya suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat Celcius dan kelembabanya antara 80-95 %. Agar suhu dan kelembaban dalam gedung dapat menyerupai gua-gua alami, maka diperlukan perhitungan yang cermat mengenai bahan material gedung, ketinggian dan konstruksinya. Oleh sebab itu ada baiknya mempertimbangkan terlebih dahulu bahan dan kontruksi bangunan sebelum mendirikan Rumah Burung Walet (RBW) agar menjadi ideal. Dengan demikian suhu dan kelembaban di dalam gedung tidak akan terpengaruh oleh suhu dan kelembaban di luar gedung.

Kelembaban dan suhu udara di dalam gedung walet dapat dikontrol dengan alat yang disebut hygrothermometer. Apabila keadaan udara dalam ruangan tersebut tidak sesuai dengan mikkro habitat walet, maka dapat diusahakan penanganannya. Alat ini dapat ditempatkan pada bagian yang paling mudah terpengaruh oleh keadaan udara di luar gedung, yaitu di bagian yang paling dekat dengan lubang keluar masuk burung. 
Mengatur Suhu Dan Kelembaban Dalam Gedung Walet
hygrothermometer (alat pengukur suhu & kelembaban)
Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mencapai kondisi suhu dan kelembaban yang ideal adalah sebagai berikut.

1. Membuat Saluran atau Genangan Air
Pembuatan aliran atau kolam dalam gedung walet difungsikan agar air dari saluran dan kolam tersebut akan menguap untuk memenuhi target kelembaban udara dalam gedung. Pembuatan genangan air bisa dengan cara membuat kolam permanen dengan semen, atau membuat kolam dengan bak air. Agar proses penguapan dapat berlangsung dengan baik dan mirip pada suasana di gua, beri pasir dan batu-batu kali dalam genangan air tersebut. Selain pasir dan batu kali, bata merah yang diletakan pada kolam-kolam juga dianggap mampu menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban.

2. Pemasangan Pipa Air
Memasang pipa berlubang pada dinding yang dapat dialiri air sehingga pada waktu diperlukan air tersebut dapat dialirkan untuk membasahi dinding lapisan dalam. Sebaiknya, pipa dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai. Penyiraman seperti ini hanya bersifat sementara dan kurang efektif karena akan cepat kering sehingga perlu dilakukan penyiraman yang berulang-ulang. Lagi Pula kotoran yang melekat pada dinding akan selalu basah sehingga cepat membusuk dan dapat menimbulkan berbagai penyakit. Bau busuk dari kotoran tersebut akan mengurangi ”ciri khas bau kotoran walet”. Yang paling ideal untuk mengatur kelembaban adalah dengan menggunakan tempayan/bak yang sudah lumutan kolam-kolam berisi air, yang bisa diisi setelah air tersebut berkurang. 

3. Pemasangan Sekam atau Busa pada Plafon
Di atas plafon dilapisi sekam setebal 20 cm. Penggunaan sekam (dedak kasar, kulit padi) ini, dimaksudkan untuk meredam suhu, kclembapan, dan suara agar keadaan dari luar tidak mempengaruhi kondisi di dalam gedung. Dengan demikian, kondisi di dalam gedung relatif stabil. Sebelum sekam dihamparkan, sebaiknya plafon ditutup terlebih dahulu dengan kasa halus, agar sekam tidak rontok dan jatuh ke bawah. Apabila sekam jatuh ke sarang, maka telur yang dierami induk walet akan dibuang keluar dan walet tidak mau mengeraminya lagi. Untuk mencegah agar sekam tidak berhamburan tertiup angin atau timbulnya kebakaran, maka di atas sekam dilapisi simping setebal 2 cm. Untuk pengganti skam bisa menggunakan busa walet (styrofoam). Penggunaan styrofoam dianggap lebih praktis dan aman. 

4. Pemasangan Ventilasi
Agar tidak mengganggu kestabilan suhu, kelembaban, dan pencahayaan, maka penggunaan ventilasi harus diperhitungkan. Apabila memang diperlukan, dapat dipakai pipa berbentuk ”L”, tetapi jumlah yang dipasang secukupnya saja, setiap jarak 5 m satu lubang dengan diameter 4 cm. Lubang tersebut diusahakan tidak mengganggu kestabilan dan kelembaban dalam gedung, dan tidak mudah dimasuki hama walet.

Sumber: Dian Walet

Monday, May 2, 2016

Manfaat Air Liur Burung Walet

10 Manfaat Air Liur Walet untuk Kesehatan

Air liur dari burung walet menjadi salah satu produk herbal dengan harga yang sangat mahal. Air liur burung walet atau lebih dikenal sebagai sarang burung walet, yakni diproduksi dari air liurnya. Burung walet berbentuk kecil sebesar kira-kira 11 cm, berat burung walet sekitar 16 gram, sedangkan burung walet dewasa bisa mencapai ukuran sekitar 18 cm dengan berat mencapai 32 gram. Bulu ekor burung walet memiliki karakter bentuk yang pendek dan ujung memanjang yang berbentuk seperti ujung gunting. Burung walet akan membangun sarang dari air liur mereka sendiri di gua-gua maupun bangunan gedung yang sudah tidak terpakai.

Burung yang memiliki warna bulu hitam dan variasi abu-abu ini, juga bisa tinggal di gedung-gedung yang digunakan sebagai sarang buatan untuk mereka. Banyak orang mulai mengembangkan usaha ini dengan membangun sarang khusus untuk burung walet.

Produksi Air Liur Walet

Burung walet banyak ditemukan di beberapa daratan China, India, Amerika Utara, Eropa dan Indonesia. burung walet yang membuat sarang liar di pepohonan atau lumpur tidak bisa digunakan untuk produk obat tertentu. Produk sarang dari air liur walet yang bisa digunakan berasal dari burung walet khusus yang masuk gua-gua atau gedung. Air liur walet membentu jaring-jaring seperti sarang burung yang mengandung saliva lamina. Produksi air liur ini dilakukan oleh kelenjar saliva yang terletak pada bagian bawah lidah. Air liur yang baru saja keluar akan berbentuk cair kemudian akan mengeras setelah terkena udara. Semakin kering air liur walet maka harganya akan semakin mahal.

Mengapa Air Liur Walet Dikonsumsi ?

China menjadi negara pertama yang mulai mengkonsumsi air liur walet. Peristiwa itu terjadi pada saat dinasti Yuan yang mengambil air liur burung walet dari Kalimantan. Hanya orang kaya yang bisa mengkonsumsi air liur walet. Berikut ini beberapa alasan mengapa sejak itu banyak orang ingin mengkonsumsi air liur walet :

Air liur walet dianggap sebagai salah satu bahan herbal untuk menetralisir semua racun dalam tubuhAir liur walet dianggap sebagai sumber makanan yang sangat bergizi dan sangat baik untuk menjaga kesehatan kulitAir liur walet dianggap sebagai salah satu obat terbaik untuk membantu pertumbuhan sel-sel baru yang lebih aktif dalam tubuhAir liur walet juga dipercaya bisa membantu tubuh dalam menjaga keseimbangan energi dalam kehidupanAir liur walet juga dipercaya bisa menyehatkan paru-paru dan membuat umur panjangAir liur walet juga dipercaya bisa mengatasi berbagai jenis penyakit dalam tubuh baik untuk anak-anak maupun orang tua.

Kelompok Mutu Air Liur Walet

China menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa manfaat air liur walet memang bisa berguna untuk kesehatan manusia. Sejak pertama kali air liur walet digunakan sebagai ramuan kesehatan, ilmu tentang manfaat air liur walet terus disebarkan ke semua orang. Berikut ini adalah berbagai jenis manfaatnya :

1. Sebagai Obat Batuk Kering

Batuk kering dengan dahak sedikit maupun tanpa dahak bisa disembuhkan dengan air liur burung walet. Hal ini berarti bahwa paru-paru kekurangan udara sehingga menyebabkan batuk kering.
Cara konsumsi :

campurkan 4 gram air liur walet7 gram gula baturebus dengan air secukupnya kemudian minum untuk tiga atau empat orang

Jika tidak diminum maka bisa dikonsumsi dengan mengambil uap dari perebusan air liur walet.

2. Mempertahankan Kecantikan Kulit

Air liur walet juga bisa digunakan untuk mempertahankan kecantikan kulit seperti untuk mengatasi penuaan dini. Selain itu, air liur walet juga bisa digunakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membuat harapan hidup lebih panjang.

Bahan alami lainnya yang bisa digunakan untuk mempertahankan kecantikan kulit yakni :

manfaat teratai saljumanfaat daun seraimanfaat strawberry

3. Mengatasi Keluhan Paru-Paru

Berbagai jenis penyakit yang berhubngan dengan kesehatan paru-paru bisa disembuhkan dengan konsumsi rebusan atau uap air liur walet. Beberapa keluhan seperti batuk, TBC, asma, dan kesulitan menelan bisa sembuh. Bahkan air liur walet juga bisa mengatasi berbagai penyakit umum yang membuat badan menjadi lebih lemah termasuk ketika Anda cegukan.

Sejumlah bahan tradisional lainnya yang dapat diberikan untuk mengatasi keluhan paru-paru :

manfaat daun gaharumanfaat sarang semutmanfaat madu hitam

4. Mengobati Kerusakan Pembuluh Darah

Kerusakan pembuluh darah bisa disebabkan karena pola makan yang buruk seperti konsumsi lemak berlebihan. Penumpukan kolesterol dalam darah bisa merusak pembuluh darah karena bisa menyebabkan pengerasan dan penyempitan arteri ke jantung. Konsumsi air liur burung walet bisa dipercaya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga membantu memperbaiki arteri dan mencegah kerasnya pembuluh darah.

Pencegahan masalah pada pembuluh darah ini, bisa dengan konsumsi :

manfaat buah erbismanfaat daun antananmanfaat kulit manggis

5. Meningkatkan Nafsu Makan

Tubuh yang lelah karena pekerjaan atau akan sakit biasanya menyebabkan nafsu makan juga menurun. Nafsu makan yang menurun akan membuat tubuh menjadi lebih mudah terserang penyakit. Untuk mengatasi hal ini maka sangat disarankan untuk mengkonsumsi 12 gram air liur walet yang sudah dicampur dengan susu, atau dicampur dengan sup dari kaldu tulang sapi.

Untuk meningkatkan nafsu makan, anda juga bisa mengkonsumsi :

manfaat beras kencurmanfaat buah nagamanfaat daging ayam

6. Sumber Antioksidan

Air liur burung walet juga bisa bertindak sebagai agen manfaat antioksidan alami yang bisa mengatasi serangan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas yang menyerang dalam tubuh bisa menyebabkan kerusakan sel, kanker dan juga penuaan dini yang lebih cepat.

Sejumlah sumber antioksidan lainnya, juga terdapat pada :

manfaat bawang putihmanfaat kacang panjangmanfaat wortel

7. Sumber Mineral untuk Sistem Kekebalan Tubuh

Manfaat Air liur burung walet menjadi sumber mineral yang sangat lengkap seperti mineral kalium, natrium, kalsium dan berbagai sumber mineral lain. Fungsi dari setiap mineral ini sangat penting untuk tubuh karena bisa membantu tubuh membentuk sistem kekebalan alami dan mampu melawan penyakit. Mineral ini juga bisa membantu mempercepat pemulihan setelah sakit, termasuk untuk semua jenis penyakit.

Sumber mineral lainnya yang bisa lebih mudah didapatkan yakni dari :

manfaat daging merpatimanfaat buah rambutanmanfaat buah jeruk

8. Membuat Kulit Menjadi Cantik

Konsumsi air liur walet secara teratur juga dipercaya bisa membuat kulit menjadi lebih cantik, karena mengandung beberapa zat yang bisa mendukung pertumbuhan sel kulit mati. Selain itu, zat asam amino sialat yang terdapat pada air liur walet juga bisa berfungsi untuk membuat kulit menjadi lebih kencang dan mencegah kering. Air liur walet dipercaya bisa membuat kulit menjadi lebih lembut dan halus.

Sejumlah bahan alami lainnya yang mampu membuat kulit semakin cantik yakni :

manfaat uap nasimanfaat minyak bulusmanfaat facial wajah

9. Mendukung Kehamilan

sponsored links

Sejak jaman dahulu di China, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi air liur walet secara teratur. Manfaat air liur walet untuk ibu hamil adalah untuk menjaga kesehatan dan sistem kekebalan tubuh, terutama ibu hamil yang masuk ke trimester pertama. Bahkan konsumsi secara teratur bisa membuat bayi yang dilahirkan lebih sehat, kulit yang sehat dan kulit ibu hamil juga menjadi lebih elastis.

Konsumsi bahan alami lainnya yang mampu mendukung kehamilan lainnya :

manfaat hati ayammanfaat ikan kembungmanfaat pisang

10. Mencerdaskan Otak

Kandungan berbagai jenis asam amino dalam air liur walet dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan anak-anak. Hal ini berhubungan dengan sumber asam amino alami air liur walet yang setara dengan asam amino di produk ikan seperti asam amino pada :

manfaat ikan salmonmanfaat ikan tunamanfaat lobsterTips Konsumsi Air Liur Walet

Mengkonsumsi air liur walet sesuai dengan aturan akan meningkatkan khasiat. Untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik disarankan mengkonsumsi air liur walet seminggu sekali, sedangkan untuk penyembuhan disarankan mengkonsumsi setiap hari setiap pagi. Berikut ini petunjuk untuk konsumsi air liur walet :

Pilih air liur walet yang berwarna putih kemudian rendam dalam air selama 2 jam kemudian dinginkan selama 4 jam. Rendam lagi selama 12 jam dan biarkan air liur walet mengembangBersihkan air liur walet dibawah keran sambil potong atau robek kecil-kecilMasukkan dalam panci yang berisi air mendidih atau air panasRendam panci untuk memasak air liur walet dalam panci yang lebih besar dan masukkan air setinggi rendaman air liur waletJika tidak suka rasa alami maka tambahkan gula batu alamiJangan konsumsi air liur walet yang sudah berwarna kuning atau hitam karena bisa terkena jamur yang beracunHindari memasak air liur walet di suhu lebih dari 100 derajat Celcius karena bisa merusak kandungan alami air liur walet

Air liur walet menjadi obat untuk semua jenis penyakit, bahkan juga bisa digunakan untuk mempercepat pemulihan penyakit. Namun hindari membeli air liur walet palsu yang terlihat sangat mirip seperti air liur walet yang asli. Jadi, perhatikan beberapa ciri dan karakteristik air liur walet yang asli.

Tuesday, June 23, 2015

BURUNG WALET

Seri Walet ( 132 ) Cetak Mutu Melimpah
Memproduksi mrutu sebagai sumber pakan utama kunci sukses beternak walet. Namun, menyediakan mrutu melimpah bukan perkara mudah. Agung Santoso di Mojokerto, Jawa Timur, dapat mencetak puluhan kilo mrutu setiap hari dengan menggunakan tepung.

Bangunan berukuran 10 m x 20 m itu semula gudang. Isinya sejumlah mesin dan beberapa perkakas yang dibiarkan tergeletak di sudut-sudut ruangan. Sejak 2006 Agung Santoso menyulap gudang itu sebagai rumah mrutu. Gudang berlantai semen itu dibuat mirip kumbung jamur. Ada rak bertingkat dengan tampah-tampah persegi panjang berisi bubur yang sudah ditaburi bibit mrutu.

Media bubur itu tidak dibuat sembarangan. Bahan dasarnya kombinasi mi apkir dan tepung kedelai. Bahan-bahan itu dicampur 1:1. Agung mencampur masing-masing 10 kg mi dan tepung kedelai. Campuran bahan itu lantas disiram air hangat dan diaduk sampai berubah jadi bubur. Sebelum ditebar bibit, bubur itu diberi pelengkap berupa vitamin, mineral, dan cairan probiotik penghilang bau.

'Untuk 20 kg bahan ditabur 1 kg bibit mrutu,' kata Agung. Mrutu dipanen setelah dipelihara selama 14-15 hari. Dalam kurun waktu itu dari sekilo bibit dihasilkan 7 kg mrutu setiap harinya. Cara panennya mudah, cukup membuka tutup pipa PVC yang ditanam pada dinding bangunan, serangga berkulit lunak itu serta-merta keluar setelah diumpan lampu pijar 5 watt. Berpuluh-puluh kilo mrutu mengalir deras ke dalam kain mirip kasa yang sudah disiapkan untuk menampung. 'Sampai seratus kilo per hari dapat dibuat,' ujar Agung.

Menurut Aunu Rauf PhD, ahli serangga dari IPB, langkah yang dijalani Agung membuat mrutu sudah tepat. 'Secara alami kelompok diptera bersifat saprofag yaitu makan bahan organik yang membusuk,' ujarnya. Nah bubur tepung merupakan bahan organik yang gampang membusuk.

Pakan terbaik
Produksi pakan melimpah pada ternak walet suatu keharusan. Lihat hitungan-hitungan Boedi Mranata, praktikus walet di Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Untuk menghasilkan 10 kg sarang/panen dibutuhkan 14 kg serangga/hari, dengan asumsi seekor walet butuh 4 g pakan/hari. Andai peternak ingin mendapat 300 kg sarang/panen, artinya perlu tersedia 3 kuintal serangga per hari. Jumlah sebesar itu sulit dipenuhi bila mengandalkan alam.

Menurut Agung mrutu-mirip lalat buah dari genus diptera-terbukti merupakan pakan terbaik untuk ternak walet. Dibandingkan kroto (telur semut rang-rang) dan serangga-serangga kecil lain seperti laron, nyamuk, agas, dan hama tanaman, mrutu lebih kaya gizi. 'Saya merisetnya selama 15 tahun,' ujar pemilik Walet Feedmill Group itu.

Uji di laboratorium Sucofindo di Surabaya menunjukkan setiap 100 g mrutu mengandung 10% air, 65,67% protein, 9,08% serat, 17,35% lemak, dan 0,14% mineral. Energi dihasilkan mencapai 4.188 kalori. Jumlah energi itu cukup untuk membuat walet tumbuh, berkembang biak, dan membuat sarang karena Collocalia fuciphaga butuh pakan dengan kandungan: 55-60% protein, 14-17% lemak, 0,15-0,25% kalsium, 0,4-0,6% fosfor, dan 6-9% serat kasar. 'Jika terpenuhi sarang yang dihasilkan bagus,' kata Harry K Nugroho, praktikus walet dari Eka Walet Center di Jakarta Barat.

Sebelum diberikan pada walet, mrutu budidaya dimatikan dengan cara direndam dalam air. Selanjutnya mrutu ditaruh dalam saringan dan dibilas beberapa kali sampai bersih, lalu ditiriskan. Untuk mencegah penyakit, mrutu-mrutu itu diberi beberapa obat seperti neubro yang dicampur seliter air. 'Mrutu direndam selama 2 menit lalu ditiriskan,' kata Anissa, penanggung jawab perawatan walet milik Agung.

Menurut Agung sebelum disantap walet, mrutu perlu diberi tambahan vitamin dan 13 macam asam amino essensial seperti lisin, arginin, dan metionin. 'Semua untuk memperlancar metabolisme di tubuh walet,' ujar Agung. Berapa dosis asam amino itu? Agung belum bersedia menjawab.

Mrutu yang diberikan disesuaikan kebutuhan walet. Contoh piyik umur sehari. Mereka diberi mrutu basah. Pakan itu tidak disuapkan melainkan diasup dengan mendekatkan mulut piyik pada pakan. 'Kalau diloloh sulit menentukan kenyang atau tidaknya,' ujar Anissa. Tekstur pakan tidak boleh sembarangan. Lebih dari umur sehari pakan agak basah. Berikutnya sampai siap terbang pakan diberikan yang lebih kering.

Untuk walet dewasa kebutuhan 8 g/ekor/hari setara 4.100 kalori dipenuhi dari mrutu kering. Pakan itu diberikan di atas meja atau disemburkan ke atas lewat blower besar yang didesain seperti kubah terbalik. 'Dengan blower walet dipaksa menyambar pakan seperti kondisi di alam,' kata Agung. Nah, beternak walet kini memang lebih mudah setelah mrutu dapat dicetak melimpah.
(Dian Adijaya S) Sumber: www.trubus-online.co.id

SARANG BURUNG WALET

Seri Walet, Oper Bola Pancing Walet BersarangOleh trubusid
Sudah 3 tahun rumah walet Afong di Kecamatan Siantan, Kabupatan Pontianak, Kalimantan Barat, kosong dari cericit walet. Jangankan untuk bersarang, singgah pun Collocalia fuciphaga itu tidak mau. Namun sejak rumah walet itu dipasang tweeter sistem oper bola selama 8 bulan, ada 200 sarang walet disana.

Sulitnya si liur emas untuk bersarang di bangunan walet milik pengusaha emas itu kontras dengan lingkungan sekitarnya. Lokasi tempat bangunan itu berada kondang sebagai kompleks walet. 'Di sini ada sekitar 100 rumah walet,' ujar Afong. Mayoritas rumah-rumah itu sudah banyak dihuni walet. Namun, 'Di tempat saya walet-walet itu hanya keluar masuk,' tambahnya. Padahal perangkat pendukung untuk memancing walet antara lain cd walet dan tweeter sudah dipasang.

Nasib baik mulai berpihak setelah bangunan itu dikunjungi seorang konsultan walet dari Jakarta Barat. Konsultan itu menduga sulitnya walet bersarang karena penempatan tweeter yang salah. 'Rupanya posisi tweeter yang berhadapan membuat suara antartweeter bertabrakan. Akibatnya walet sulit menentukan sumber suara,' ujar Afong yang kemudian mencoba sistem tweeter oper bola. Terbukti setelah posisi dan jarak antartweeter diubah, muncul suara jernih yang membuat walet mau menetap.

Atur Jarak
Sistem tweeter oper bola yang didesain oleh Ir Lazuardi Normansah pada 1997 bertujuan untuk mengundang walet tertarik masuk, terutama burung baru. 'Diusahakan burung yang datang itu langsung menginap dan dapat ditolerir sampai hari ketiga,' ujar konsultan walet di Jakarta Barat. Langkah awal untuk mengundang walet adalah dengan memasang 2-4 tweeter luar di pintu masuk walet yang terletak di lantai teratas. 'Tweeter harus menghadap keluar supaya suaranya jelas terdengar oleh walet,' kata kelahiran Riau, 40 tahun lalu.

Tweeter lain, void, dipasang lebih dalam berjarak 1-2 m dari tweeter luar. Tujuannya supaya suara tweeter luar samar-samar terdengar dalam ruangan. 'Kalau tweeter void tidak ada, walet-walet itu akan mengikuti arah suara tweeter luar dan walet akan keluar rumah lagi,' ujar Lazuardi. Nah, agar burung masuk sampai ke lantai bawah, pada void di tiap lantai juga dipasang sebuah tweeter. Posisi tweeter antarlantai-tweeter dalam-berselang-seling. Jarak pemasangan setengah dari lebar sirip tembok.

Tweeter dalam yang terpasang pada sirip-sirip perlu diatur letaknya. Idealnya setiap 1 m² dipasang sebuah tweeter dengan jarak 10-20 cm dari bibir sirip. 'Biasanya walet suka menempel pada tweeter. Bila posisi tweeter dekat bibir sirip, walet jadi takut dan malas bersarang,' ujar Lazuardi. Selain itu posisi tweeter diupayakan tegak lurus agar suara yang keluar terdengar jelas.

Ragam Suara
Selain posisi dan jarak, jenis suara menjadi bagian penting memancing walet masuk dan bersarang. Untuk itu menurut Lazuardi perlu dipasang cd suara kawin, bermesraan, saling memanggil, dan piyik. Yang lain suara walet remaja bermain di tweeter luar. Yang disebut pertama lebih dominan terdengar, sekitar 60-70%. Hal itu untuk merangsang walet segera mencari pasangan dan kawin. Suara piyik dan remaja bermain digunakan 10-20%. Begitu pula suara panggil digunakan sebesar 10-20%. 'Walet itu hidup berkoloni. Saat mendengar suara-suara itu mereka tidak akan merasa sendiri,' jelas Lazuardi.

Pada tweeter dalam dan void suara walet mengasuh piyik, piyik, dan remaja yang sedang bermain lebih dominan. Masing-masing porsinya mencapai 20-30%.

Sisanya, suara walet saat birahi dan bermesraan. Pada tweeter luar, dalam, dan voidragam suara itu dipasang dengan durasi 20 menit yang direkam dalam cd.

Lamanya tweeter menyala mempengaruhi kehadiran walet. Tweeter luar dan void hanya dihidupkan setiap hari pukul 05.00-19.00 WIB. Tweeter dalam pada rumah yang telah berproduksi dipasang mulai pukul 04.00-21.00 WIB. Pemasangan pagi huta untuk tanda waktu agar burung keluar mencari pakan,' tutur Lazuardi. Sedangkan tweeter dalam di rumah dibiarkan menyala selama 24 jam.

Mikroklimat
Tweeter yang mampu bekerja maksimal dapat membuat walet masuk dan bersarang. 'Bila dianggap nyaman walet akan menyusuri ruangan sampai ke lantai bawah,' kata Lazuardi. Pada rumah baru, walet biasanya akan berhati-hati masuk lantaran takut. 'Dalam waktu 1-2 detik terbesit keraguan walet untuk tinggal. Namun jika tweeter terpasang benar, keraguan burung akan hilang,' tambahnya.

Tweeter memang bukan satu-satunya faktor penentu walet bersarang. Menurut Hary K Nugroho, konsultan walet di Jakarta Utara, tweeter dipakai sebagai langkah awal menarik walet masuk ke dalam rumah. 'Setelah masuk, selanjutnya mikroklimat dan aroma dalam rumah memegang peran penting,' ujarnya. Idealnya suhu diatur 28-30°C, sehingga tweeter bakal bekerja lebih ringan untuk memikat walet bersarang.
(Lastioro Anmi Tambunan) Sumber: www.trubus-online.co.id

WALET DAN RAHASIANYA

Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya terdapat 4 jenis walet yang sarangnya bisa dikonsumsi dan laku dijual yaitu: Aerodramus fushipagus (walet sarang putih/Yen-ou), Aerodramus maxima (walet sarang hitam/Mo-yen), Collocalia esculanta (seriti), dan Collocalia vanikorensis(seriti lumut).

Setiap mahluk hidup pada dasarnya memilih tempat berkembangbiak yang aman dan nyaman. Begitu pula walet. Sehingga walet memilih tempat yang memenuhi syarat :

Aman yaitu aman dari gangguan, terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan dan cahaya yang terang.Nyaman yaitu tempat sesuai habitatnya. Tempat yang sesuai dengan habitat walet adalah bersuhu 26-29 C, berkelembaban 80-90 dan dekat dengan tempat ia mencari makan.

Sehingga walet memilih gua-gua alam dan bangunan tertentu sebagai tempat pengembangan populasinya. Semakin aman dan nyaman tempatnya maka semakin bertambah pula jumlah populasinya.

Oleh sebab itu diperlukan suatu perlakuan khusus untuk memancing walet atau menjaga dan mengembangkan populasi walet pada bangunan yang sudah dimasuki walet. Perlakuan khusus itu pada dasarnya adalah membuat bangunan yang sesuai dengan habitat walet.Secara teori, perlakuan khusus itu seperti: ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, ukuran lubang, pemberian tanah merah, bau-bauan, hujan buatan, pemberian serangga dari makanan yang dibusukkan, suara walet dan lainnya. Semua teori itu adalah benar untuk memancing atau menjaga dan mengembangkan populasi walet karena memang bertujuan untuk membuat bangunan agar sesuai dengan habitat walet.

Namun bila kita perhatikan, terutama pada usaha orang untuk memancing seriti/walet dan rumah yang telah didiami seriti/walet.

Mengapa si'A' yang bangunannya kecil berhasil memancing seriti/walet, sedang si'B' yang bangunannya besar tidak berhasil? Mengapa sudah diberi bak tampung air, diberi serangga dari makanan yang dibusukkan, dan lainnya tapi bangunan hanya dimasuki saja oleh seriti/walet (tidak mau menginap kalaupun menginap hanya sebentar)? Mengapa rumah kayu bisa menjadi rumah seriti? Mengapa susah menjadikan rumah seriti menjadi rumah walet kalaupun bisa hanya sedikit?

Orang akan mengatakan itu adalah faktor keberuntungan saja.

Mengapa rumah walet yang telah berproduksi, produksinya tetap atau malah berkurang padahal kelihatannya tidak ada gangguan? Mengapa meskipun bangunan sudah diperluas tapi walet tidak mau menyebar ke bangunan yang baru? Mengapa sarang yang dihasilkan kecil? Mengapa sarang yang dihasilkan lembek atau malah mudah patah? Apakah bisa telur ditetaskan pada saat kemarau? Bagaimana caranya agar produksi mampu meningkat? Bagaimana caranya agar jumlah populasi walet meningkat? Dan akan timbul pertanyaan lainnya.

Kalau kita kaji lebih dalam semua itu disebabkan oleh karena adanya faktor alam yang tidak memungkinkan seriti/walet untuk mengembangkan populasinya. Salah satu faktor alam yang terpenting dan sulit dikendalikan (seringkali pula tidak kita sadari) adalah suhu dan kelembaban. Semua teori di atas (seperti ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, pemberian tanah merah dan hujan buatan) pada dasarnya adalah untuk mengendalikan suhu dan kelembaban rumah seriti/walet. Kita tidak mungkin mengontrol suhu dan kelembaban secara manual. Bagaimana caranya mengontrol suhu dan kelembaban agar semaksimal mungkin mendekati habitat yang disukai dari populasi walet? Bagaimana mungkin kita mengontrolnya tiap detik? Bagaimana mungkin mengontrol suhu dan kelembaban yang juga dipengaruhi oleh cuaca luar bangunan?
Contact Information: yunantoi@yahoo.com
By: Iverda Yunanto, ST

PENTINGNYA KELEMBABAN DAN SUHU BAGI SERITI/WALET
Seringkali kita tidak menyadari akan pentingnya kelembaban dan suhu bagi seriti/walet. Bila kita perhatikan ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, dan pemberian tanah merah pada dasarnya adalah untuk menjaga kelembaban dan suhu agar sesuai dengan habitat seriti/walet. Banyak teori yang mengajarkan kepada kita tentang menghitung berapa luas bangunan, berapa luas bak tampung air, berapa banyak lubang ventilasi agar kelembaban dan suhu ruangan mendekati yang disukai seriti/walet. Semua teori itu adalah mendekati 'benar'karena telah mengalami penelitian dan berdasar pengalaman. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar karena tidak mungkin kita dapat membuat ruangan yang mempunyai kelembaban dan suhu sesuai dengan yang disukai habitat seriti/walet tanpa kita mengukur berapa kelembaban dan suhu ruangan tersebut dan mengaturnya. Untuk mengukur kelembaban dan suhu kita dapat menggunakan thermohygrometer (sebatas mengukur saja), tapi akankah kita senantiasa mengukur dan mengaturnya secara manual (di dalam ruangan) dan setiap detik pula padahal seriti/walet butuh ketenangan dalam ruangan. Kalaupun bisa paling dengan jalan diambil jalan tengahnya misalnya pemberian pengembun dalam ruangan untuk membantu meningkatkan kelembaban dan suhu dengan cara dihidupkan saat-saat cuaca kering dan panas. Namun hal itu tidaklah pasti.

Sedangkan kelembaban dan suhu dipengaruhi juga oleh banyak faktor yang seringkali tidak disadari seperti cuaca di luar bangunan yang selalu berubah, angin dan lainnya. Sehingga bagi mereka yang ingin memancing seriti/walet kadang ada yang berhasil dan kadang ada pula yang tidak. Bagi yang berhasil memancing seriti/walet adalah sangat ditentukan oleh faktor keberuntungan saja (mungkin saat itu kelembaban dan suhu ruangan mendekati kelembaban dan suhu yang disukai habitat seriti/walet sehingga seriti/walet mau menetap). Dan selama kelembaban dan suhu ruangan tersebut masih dalam toleransi habitat seriti/walet maka

seriti/walet akan berkembang tapi perlu diingat bahwa kelembaban dan suhu ruangan tak selamanya konstan sehingga jumlah populasi kadang menurun (perkembangan jumlah populasinyapun tak meksimal) seperti pada musim kemarau dan lainnya. Kelembaban dan suhu juga sangat berpengaruh pada insting seriti/walet untuk kawin, produksi sarang, kwalitas sarang, penetasan telur dan perkembangan kesehatan seriti/walet itu sendiri.

Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: Kelembaban dan suhu adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi perkembangan seriti/walet dan sangat sulit mengontrolnya agar selalu konstan.
Sumber: www.geocities.com/seritiwalet/#C